BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Sejarah manusia
telah mencatatbahwa dari awalnya manusia merupakan makhluk social yang hidup
secara berkelompok. Dari yang semula nomaden atau berpindah-pindah tempat
sebagai perubahan habitat lingkungan hidupnya, sampai pada akhirnya seiring
dengan perkembangan jaman manusia pun hidup menetap di suatu wilayah dengan
peradabannya yang sedikit demi sedikit mengalami perubahan menuju kearah yang
lebih modern.
Namun bila dicermati, sejak dari jaman yang masih
serba primitive sampai dengan era yang serba modern ini, ada satu hal yang
tidak berubah dalam karakterkehidupan manusia. Yaitu, mereka selalu membutuhkan
seorang pemimpin dalam setiap kelompoknya. Mulai dari kelompok kecil yang
berupa keluarga sampai dengan kelompok yang terbesar yaitu Negara.
Di era
sekarang,kepemimpinan lebih menitik beratkan kepada nilai-nilai moral,
spiritual, dan keteladanan.yang hanya bias dijalankan oleh seorang pemimpin
yang sejati, yang melayani, dan rela berkorban untuk kepentingan mereka yang di
pimpinnya.
Kepemimpinan
dimulai dari dalam hati, dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya.
Disinilah peran seorang pemimpin sejati yangh memiliki nilai religious,
parotis, professional, dan humanis yang akan memimpin dengan baik dan mampu
menjadi contoh teladan bagi para pengikutnya.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa
pengertian dari kepemimpinan?
2.
Apa
sebab-sebab munculnya kepemimpinan?
3.
Apa
pengertian dari kekuasan?
4.
Membedakan
kepemimpinan dan kekuasaan?
5.
Apa
sumber-sumber dari kekuasaan?
C. TUJUAN
PENULISAN
Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca
tentang pengertian kepemimpinan, sebab-sebab munculnya kepemimpinan, pengertian
dari kekuasaan, membedakan kepemimpinan dan kekuasaan, dan sumber-sumber dari
kekuasaan. Disamping itu makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah perilaku
organisasi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan
berasal dari kata pimpin yang mempunyai imbuhan pe-an yang menunjukkan sifat
dimiliki oleh pemimpin. Pemimpin berarti, mengarahkan, membina, mengatur,
menunjukkan terhadap orang yang dipimpinnya agar terbina dan bersedia
mengikutinya dengan rasa tanggung jawab. Kepemimpinan menunjukkan sifat atau
gaya seseorang dalam memimpin seseorang atau organisasi.
Kepemimpinan
adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi dan memotivasi mereka yang
dipimpinnya untuk melakukan hal-hal yang diperlukan dalam mencapai tujuan yang
di inginkan bersama.
Kepemimpinan
adalah seni untuk mempengaruhi atau menggerakkan orang-orang yang dipimpin
sedemikian rupa sehingga memperoleh kepatuhan, kepercayaan, rasa hormat, dan
loyalitas untuk menyelesaikan tugas yang di amanahkan.
Kepemimpinan
adalah kemampuan untuk mengantisipasi, melihat kedepan, mempertahankan
fleksibelitas dan memberdayakan orang lain untuk menciptakan perubahan
strategis yang diperlukan.
Seorang pemimpin
adalah seseorang yang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan orang-orang
yang dipimpinnya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai
tujuan bersama. Dan oleh karenanya seorang pemimpin harus bias memberdayakan
dan meningkatkan kualitas orang-orang yang dipimpinnya dengan menumbuhkan dan
mengembangkan segala potensi yang mereka miliki supaya mereka mampu
menyelesaikan tugas yang didelegasikan kepada mereka.
Pemimpin yang
baik adalah pemimpin yang dapat menerima kepercayaan etnis dan moral dari
berbagai agama secara kumulatif, selain itu seorang pemimpin juga harus bias
bersikap ing ngarsa sung tulodha yaitu mampu menjadikan dirinya sebagai contoh
dan teladan yang baik bagi orang-orang yang dipimpinnya.
B. SEBAB-SEBAB
MUNCULNYA KEPEMIMPINAN
Sejarah manusia
telah mencatatbahwa dari awalnya manusia merupakan makhluk social yang hidup
secara berkelompok. Dari yang semula nomaden atau berpindah-pindah tempat
sebagai perubahan habitat lingkungan hidupnya, sampai pada akhirnya seiring
dengan perkembangan jaman manusia pun hidup menetap di suatu wilayah dengan
peradabannya yang sedikit demi sedikit mengalami perubahan menuju kearah yang
lebih modern.
Namun bila dicermati, sejak dari jaman yang masih
serba primitive sampai dengan era yang serba modern ini, ada satu hal yang
tidak berubah dalam karakterkehidupan manusia. Yaitu, mereka selalu membutuhkan
seorang pemimpin dalam setiap kelompoknya. Mulai dari kelompok kecil yang
berupa keluarga sampai dengan kelompok yang terbesar yaitu Negara.
Ada tiga teori yang menjelaskan bagaimana munculnya
pemimpin:
(kartini kartono,183:29)
1.
Teori
geneti
Teori ini menyatakan bahwa pemimpin itu sudah ada
bakat sejak lahir dan tidak dapat dibuat. Diat memang sudah ditakdirkan untuk
menjadi pemimpin. Teori ini menganut pandangan determin artinya pandangan yang
sudah ditentukan sejak dulu.
2.
Teori
social
Teori ini menyatakan bahwa pemimpin tidak dilahirkan
akn tetapi seorang calon pemimpin dapat disiapkan, dididik, dan dibentuk agar
dia menjadi pemimpin melalui pendidikan dan dorongan berbagai pihak.
3.
Teori
ekologis atau sintesis
Teori ini menyatakan bahwa seseorang akan sukses
menjadi pemimpin apabila dia memang memiliki bakat-bakat pemimpin. Kemudian
bakat ini dikembangkan melalui pendidikan, dorongan dan pengalaman yang
membentuk pribadi seorang pemimpin.
C. PENGERTIAN
KEKUASAAN
Kekuasaan adalah
kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan
kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan. Kewenangan tidak
boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang
atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai
dengan keinginan dari pelaku (Miriam
Budiardjo,2002) atau kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain untuk
berpikir dan berprilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhi (Ramlan Surbakti, 1992).
Kekuasaan
(power) dan kepemimpinan tidak bisa dipisahkan karena keduanya memiliki
hubungan yang sangat erat. Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat ukur
mempengaruhi perilaku para pengikutnya. Ini berarti bahwa kekuasaan merupakan
alat didalam proses kepemimpinan.
Istilah
kekuasaan dalam literatur manajemen telah cukup banyak diberikan oleh para
pakar, akan tetapi masih juga terjadi
kekaburan tentang pengertiannya. Seringkali kekuasaan dipergunakan silih
berganti dengan istilah-istilah lainnya seperti pengaruh (influence) dan otoritas (authority).
Max Weber (dalam Thoha, 2007:330) menyatakan bahwa kekuasaan
sebagai suatu kemungkinan yang membuat seorang actor di dalam suatu hubungan
social berada dalam suatu jabatan untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan
yang menghilangkan halangan.
Walted Nord
merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu kemampuan untuk mempengaruhi aliran
energy dan dana yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan yang berbeda secara
jelas dari tujuan lainnya.
Konsepsi
kekuasaan yang telah diterima secara luas adalah dikotomi antara “position power”
(kekuasaan karena kedudukan) dan “personal power” (kekuasaan pribadi). Menurut
konsep tersebut, kekuasaan sebagian diperoleh dari peluang yang melekat pada
posisi seseorang dalam organisasi dan sebagian lagi disebabkan oleh
atribut-atribut pemimpin tersebut serta dari hubungan pemimpin-pengikut.
Ø
Position
power adalah kewenangan formal, control terhadap sumber daya dan imbalan,
control terhadap informasi, control ekologis.
Ø
Personal
power berasal dari keahlian dalam tugas, persahabatan, kesetiaan, kemampuan
persuasif dan karismatik dari seorang pemimpin.
Menurut kartini kartono
(1994:140) mengungkapkan bahwa sumber kekuasaan seorang pemimpin dapat berasal
dari:
·
Kemampuannya
untuk mempengaruhi orang lain.
·
Sifat
dan sikapnya yang unggul, sehingga mempunyai kewibawaan terhadap pengikutnya.
·
Memiliki
informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang luas.
·
Memiliki
kemahiran human relation yang baik, kepandaian bergaul dan berkomunikasi.
Kekuasaan
merupakan kondisi dinamis yang dapat berubah sesuaiperubahan kondisi dan
tindakan-tindakan individu atau kelompok. Ada dua teori yang dapat menjelaskan
bagaimana kekuasaan diperoleh, dipertahankan atau hilang dalam organisasi.
Teori tersebut adalah :
Ø
Social
exchange theory, menjelaskan bagaimana kekuasaan diperoleh dan hilang selagi
proses mempengaruhi timbale balik terjadi selama beberapa waktu antara pemimpin
dan pengikut. Focus dari teori ini mengenai expert power dan kewenangan.
Ø
Strategic
contingencies theory, menjelaskan bahwa kwkuasaan dari suatu subunit organisasi
tergantung pada factor keahlian dalam menangani masalh penting, sentralisasi
unit kerja dalam ar5us kerja dan tingkat keahlian dari subunit tersebut.
D. MEMBANDINGKAN
KEPEMIMPINAN dan KEKUASAAN
Kedua konsep ini
saling bertautan. Para pemimpin menggunakan kekuasaannya untuk mewujudkan
tujuan kelompok dan mencapai tujuan tersebut dengan menggunakan kekuasaan
sebagai srana untuk memudahkan usaha mereka tersebut. Salah satu perbedaan
antara kedua istilah itu terkait dengan kesesuaian tujuan. Kekuasaan tidak
mensyaratkan kesesuaian tujuan, tetapi hanya ketergantungan. Sebaiknya,
kepemimpinan mensyaratkan keserasian antara tujuan pemimpin dan mereka yang
dipimpin . perbedaan yang kedua berkaitan dengan arah pengaruh. Kepemimpinan berfokus pada
pengaruh kebawah arah pengikut. Kepemimpinan meminimalkan pola-pola pengaruh
kesamping dank e atas. Sedangkan kekuasaan tidak demikian. Perbedaan lainnya
terkait dengan penekanan penelitian. Penelitian mengenai kepemimpinan, sebagian
besar menekan gaya. Penelitian tersebut mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan seperti : seberapa suportif semestinya seorang pemimpin “
sampai tingkat mana proses pengambilan keputusan harus dilakukan bersama dengan para
pengikutnya” sebaiknya, penelitian mengenai kekuasaan cenderung mencakup bidang
yang lebih luas dan berfokus pada taktik-taktik untuk memperoleh kepatuhan dari
anak buah.
E. SUMBER-SUMBER
KEKUASAAN
Kekuasaan
berdasarkan kedudukan memiliki pengaruh potensial yang berasal dari kewenangan
yang sah karena kedudukannya dalam organisasi terdiri dari: kewnangan formal
dan kekuasaan pribadi.
·
Kewenangan
formal, yaitu kewenangan yang mengacu pada hak prerogative, kewajiban dan
tanggung jawab seseorang berkaitan dengan kedudukannya dalam organisasi atau
system social.
·
Kekuasaan
pribadi menjelaskan bahwa kelompok sumber berdasarkan kedudukan akan berlimpah
pada orang-orang yang seraca hirarki mempunyai kedudukan dalam organisasi.
Pengaruh potensial yang melekat pada keunggulan individu terdiri dari:
kekuasaan ,keahlian (expert power), kekuasaan kesetiaan (referent power), dan
kekuasaan karisma.
Dalam
menjalankan kepemimpinan seorang pemimpin harus memiliki kekuasaan (power).
Bentuk kekuasaan bermcam-macam meurut Tosi, Rizzo, dan Carrol (1990), bahwa ada
lima bentuk dari kekuasaan yang dimilikin seseorang yakni:
a.
Kekuasan Imbalan (Reward Power)
Adalah kekuasan yang didasarkan kemampuan seseorang menyediakan keu
ntungan bagi sesuatu atau orang lain. Kekuasaan mengalir dari individu yang
mampu menyediakan reward yang dibutuhkan orang lain. Kemampuan ini memungkinkan
pemilik kekuasaan mengendalikan perilaku orang lain dan mencapai hasil yang
diharapkan sejauh adanya kebutuhan orang lain tersebut akan reward yang
disediakan olehnya.
b.
Kekuasaan
paksaan (coercive power)
Adalah kekuasaan yang didasarkan atas kemampuan sesorang menyediakan
dampak hukuman pada target akibat ketidakpatuhannya. Kekuasaan ini terletak
pada kemampuan seseorang untuk memerintahkan kepatuhan lewat cara fisik.
Seperti reward, kekuasaan jenis ini memungkinkan pemimpin mempengaruhi perilaku
orang lain akibat kemampuannya menerapkan hasil yang tidak di inginkan. Ketidak
patuhan atas orang yang punya jenis kekuasaan koersif menghasilkan penerapan
hukuman dalam bentuk menahan reward yang diinginkan. Ini merupakan situasi
kekuasaan koersif, kekuasaan yang mengikuti model militer.
c.
Kekuasaan
Ahli (expert power)
Adalah kekuasaan yang didasarkan kemampuan dan pengetahuan khusus yang
dimiliki seseorang dimna target atau oranglain kerap menggunakan atauy bergantung
kepadanya. Orang selalu menghargai kompetensi, dan sebab itu expert power
merupakan sumber kekuasaan yang penting untuk diterapkan. Kekuasaan mengalir
dari orang yang punya skill, pengetahuan, dan kemampuan yang dibutuhkan dan
dihargai oleh orang lain. Jika orang merenggek agar seorang pekerja mau
menggunakan skill yang ia miliki untuk membantu mereka, maka pekerja tersebut
punya kekuasaan.
d.
Kekuasaan
Legitimasi (legitimate power)
Adalah kekuasaan yang didasarkan atas perasaan orang lain bahwa pelaku
kekuasaan punya otoritas dan hak untuk mempengaruhi tindakan mereka. Perasaan
ini merupakan hasil yang diterima dari organisasi formal atau warisan historis.
Kekuasaan hadir pada mereka yang ditunjuk oleh organisasi untuk member
perintah. Delegasi otoritas melegitimasikan hak seseorang memaksakan kepatuhan
pada mereka yang menyatakan wajib untuk mentaati sumber kekuasaan (organisasi).
e.
Kekuasaan
Referen ( Referent Power)
Adalah kekuasaan yang bersumber dari sifat seseorang karena ia memiliki
daya tarik tertentu. Seorang pemimpin akan mempunyai referensi terhadap para
bawahannya yang mampu melaksanakan pekerjaan dan bertanggung jawab atas
pekerjaan yang diberikan.
Bahwa kekuasaan hamper selalu berkaitan dengan praktik-praktik seperti
pengguanaan rangsangan (insentif) atau paksaan (coercion) guna mengamankan
tindakan manuju tujuan yang telah ditetapkan. Seharusnya orang-orang yang
berada di pucuk pimpinan, mengupayakan untuk sedikitmenggunakan insentif dan
koersif. Sebab secara alamiah cara yang paling efisien dan ekonomis supaya
bawahan secara sukarela dan patuh untuk melaksanakan pekerjaan adalah dengan
cara mempersuasi mereka. Cara-cara koersif dan insentif ini selalu lebih
mahal,dibandingkan jika karyawan secara spontan termotivasi untuk mencapai
tujuan organisasi yang mereka pahami berasal dari definisi tradisional
kekuasaan difokuskan pada kemampuan perorangan untuk menentukan atau membatasi
hasil-hasil.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengantisipasi,
melihat kedepan, mempertahankan fleksibelitas dan memberdayakan orang lain
untuk menciptakan perubahan strategis yang diperlukan.
Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh
seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan
kewenangan yang diberikan. Kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi
kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk
memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan
dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002) atau
kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan
berprilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhi (Ramlan Surbakti, 1992).
B. SARAN
Adapun saran yang kami berikan, melalui pembahasan
kepemimpinan dan kekuasaan ini,diharapkan mahasiswa dapat memahami arti
kepemimpinan dan kekuasaan, selain itu mahasiswa juga dapat menerapkan sikap
sebgai pemimpin yang hebat pada kehidupan pribadi maupun dalam sebuah
organisasi.